Alamat : JL.BALAI DESA NO 28 JATI RASA,JATIASIH BEKASI
wa : 085669256889
JUAL KOPI-Provinsi Banten tidak hanya memiliki budaya tunggal yang paling terkenal, seperti debus dan pariwisata. Tetapi siapa sangka, provinsi termuda di Jawa, didirikan pada tahun 2000, memiliki potensi jenis kopi Robusta dan Arabika yang tidak kalah pentingnya daripada bagian lain di Indonesia.
Pada bulan April 2019, kafe Tanah Jawara dipamerkan di sebuah festival di Kota Banten dengan tema "Banten Pu Kopi" di Aula Bupati Serang. Sejumlah komunitas barista menghadiri dan mengorganisir berbagai kegiatan, mulai dari diskusi tentang kopi, melukis dengan bahan baku untuk kopi, dan memanjakan pengunjung dengan melepaskan sekitar 1.000 cangkir kopi. Menurut data yang diperoleh, Provinsi Banten memiliki luas hampir 6.400 hektar perkebunan kopi yang tersebar di beberapa daerah, seperti wilayah Pandeglang, Lebak dan Serang. Namun, tingkat produksi tahunan tetap rendah di 2.428 hektar.
Gubernur Banten, Wahidin Halim, dapat mengunjungi desa petani kopi di desa Wanagiri, Kabupaten Saketi, di Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu. Menurutnya, Banten memiliki potensi hasil terbaik dalam kopi robusta dan arabika. Ini adalah aset pertanian yang harus dikembangkan dan dikembangkan secara permanen.
"Kopi di Banten sangat luar biasa, kafe-kafe bermunculan, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Mian," kata Wahidin.
Agus Tauchid, direktur agensi pertanian di Provinsi Banten, mengatakan bahwa pengembangan produk kopi tidak lepas dari cara hidup masyarakat, terutama generasi milenial. Pertumbuhan kedai kopi di Banten adalah hilir dari penjualan kopi.
"Perkembangan warung kopi muncul di mana-mana, tadi malam bisa jadi dua kuintal," kata Agus.
Adapun kopi, katanya, Banten memiliki sejarah yang kembali ke era kolonial: tanaman kopi, nila dan lada ada di Banten dan Maluku sebelum menyebar ke Sumatra dan di daerah lain. Kopi di Pulau Jawa dapat melestarikan kehidupan petani, bahkan untuk konservasi.
Menurut Agus, luas kopi di Banten hampir 6.400 hektar, tetapi produksinya masih di bawah satu ton per hektar. Padahal, idealnya, kata Agus, perkebunan kopi harus menghasilkan dua ton per hektare.
"Dari 6.400 hektar pohon kopi, ada yang belum tumbuh optimal karena masih dalam bentuk hutan daripada perkebunan kopi. Ini berarti kopi dibiarkan sendiri agar tidak berbuah, ini harus dilakukan dengan memanggang atau memotong, "katanya.
Dia mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi kopi. Salah satunya menyediakan pengering biji kopi sehingga harga jualnya menjadi lebih mahal.
Dia mencontohkan, sebelum menggunakan alat, harga biji kopi kering per kilo kopi mencapai 16.000 rupee. Setelah menggunakan alat, harganya mencapai 50.000 rupee per kilogram.
"Banten adalah kopi eksotis yang sebagian besar terbuat dari Robusta-Arabica," tambahnya.
Baca juga :
JUAL KOPI ARABIKA FAMILY
Reviews:
Posting Komentar